Jamie Vardy adalah contoh inspiratif dari perjalanan luar biasa seorang buruh pabrik yang berhasil meraih kesuksesan di dunia sepakbola profesional.
Berawal sebagai pekerja pabrik serat karbon, Vardy menembus dunia profesional dengan ketekunan dan kerja keras. Ia kemudian menjadi striker andalan Leicester City, mencetak rekor sekaligus membantu klub meraih gelar juara Premier League 2015–16.
Pada usia 33 tahun, ia juga menjadi top skor tertua dalam sejarah Premier League, menegaskan ketangguhan dan dedikasinya di lapangan. Simak dan ikuti terus informasi menarik lainnya dari sepak bola internasional dan tentunya telah kami rangkum di GOAL BALL.
Awal Karier Dari Buruh Pabrik ke Dunia Sepak Bola
Jamie Richard Vardy lahir pada 11 Januari 1987 di Sheffield, Inggris. Meskipun menunjukkan bakat dalam sepak bola sejak muda, Vardy menghadapi awal karier yang penuh tantangan. Saat berusia 16 tahun, ia dilepas dari akademi Sheffield Wednesday, klub sepak bola yang diaidolakan, sehingga mengharuskannya mencari jalan lain untuk mengembangkan kariernya.
Setelah itu, Vardy bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik sambil bermain untuk klub non-Liga Stocksbridge Park Steels. Pendapatan yang ia dapat dari klub non-Liga hanya sekitar £30 per minggu, jauh dari bayangan gelar profesional yang akan diraihnya kelak. Selama beberapa tahun, ia menapaki tangga kompetisi non-Liga, menunjukkan kemampuan luar biasa sebagai pencetak gol dan konsistensi dalam penampilan.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Perjalanan Melonjak di Dunia Sepak Bola Non-Liga
Karier sepak bola Vardy secara perlahan naik. Dari Stocksbridge, ia pindah ke FC Halifax Town pada tahun 2010 dan kemudian ke Fleetwood Town pada tahun 2011. Di Fleetwood Town, Vardy benar-benar menunjukkan kejeniusannya dengan mencetak 31 gol dalam satu musim, menjadikannya pencetak gol terbanyak dan mendorong timnya memenangkan divisi Conference Premier.
Kesuksesan di tingkat non-Liga ini menarik perhatian klub lebih besar. Pada tahun 2012, Leicester City memecahkan rekor transfer non-Liga dengan memboyong Vardy seharga £1 juta ke Championship, divisi kedua dalam sistem sepak bola Inggris. Transfer ini menandai titik balik dalam kariernya.
Baca Juga: Crystal Palace Terdegradasi dari WSL Setelah Kalah Telak dari West Ham
Karier di Leicester City Peraih Gelar dan Top Skor Liga Inggris
Bergabung dengan Leicester City, Vardy langsung beradaptasi dengan cepat. Membantu klub memenangkan Championship pada musim 2013–14 dan membawa mereka promosi ke Liga Premier Inggris. Musim berikutnya, ia menjadi andalan lini depan Leicester, menampilkan kemampuan mencetak gol yang konsisten.
Pada musim 2015–16, Jamie Vardy menampilkan performa luar biasa. Ia mencetak gol dalam sebelas pertandingan Premier League berturut-turut, memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang Ruud van Nistelrooy. Kontribusinya sangat vital dalam keberhasilan Leicester City menjuarai Liga Premier Inggris yang menjadi salah satu kejutan terbesar dalam sejarah sepak bola Inggris.
Performa ini membuatnya meraih berbagai penghargaan individu, seperti Premier League Player of the Season dan FWA Footballer of the Year. Vardy tidak hanya menjadi tulang punggung Leicester secara statistik gol. Tetapi juga memberi semangat dan pengaruh besar kepada tim dengan etos kerja kerasnya yang luar biasa.
Perjalanan Internasional dan Pengaruh Non-Liga di Kariernya
Vardy juga sempat membela timnas Inggris, debut pada tahun 2015 dan bermain di berbagai turnamen besar seperti UEFA Euro 2016 dan Piala Dunia FIFA 2018. Meski perannya tidak selalu utama, ia mencetak gol-gol penting, termasuk gol pertamanya untuk Inggris saat menghadapi Jerman pada tahun 2016.
Menariknya, pengalaman bermain di non-Liga selama bertahun-tahun dianggap menjadi faktor penting dalam memperpanjang performa puncaknya di usia yang relatif lebih tua. Vardy sendiri mengakui bahwa ia merasa tubuhnya lebih fit untuk bermain karena baru memasuki kompetisi tingkat tinggi pada usia 27 tahun, yang membuatnya tetap tajam dan kompetitif hingga usia 30-an.
Para pengamat sepak bola memuji gaya bermain Vardy yang “seperti pemain non-Liga” saat ia mulai masuk ke Liga Premier. Yakni dengan permainan yang agresif dan tidak kenal kompromi. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya hanya dengan klik goalball.tv.