Alexander Isak menjalani musim yang penuh tantangan sejak bergabung dengan Liverpool dari Newcastle United. Dengan harga transfer 125 juta pound, ia digadang-gadang menjadi mesin gol baru sang juara bertahan Liga Inggris. Namun, cedera membuat proses adaptasinya ke tim berjalan lambat.

Sejauh ini, Isak baru mencetak satu gol dari delapan penampilan di semua ajang. Cedera otot aduktor atau pangkal paha memaksanya absen di empat pertandingan penting, membuatnya hanya bisa menonton dari bangku cadangan saat Liverpool kalah 0-3 dari Manchester City.
Proses adaptasi yang terhambat ini membuat Isak merasa frustrasi. Ia mengakui bahwa cedera, meski hanya sebentar, selalu menjadi hal yang paling menyulitkan bagi seorang pemain. “Selalu bikin frustrasi kalau Anda cedera. Terlepas cuma menepi satu laga atau lebih. Itu selalu jadi hal terburuk buat pemainnya sendiri,” ujar Isak.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Penampilan Terbatas di Timnas
Alexander Isak baru benar-benar kembali bermain saat membela Swedia di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Ia tampil selama 28 menit saat Swedia dikalahkan Swiss 1-4. Meski durasinya singkat, penyerang 26 tahun ini merasa tubuhnya merespons dengan baik.
“Saya main sekitar setengah jam. Rasanya oke ya. Saya merasa reaksi tubuh saya bagus setelah laga. Semoga saya bisa bermain dengan layak di laga berikutnya,” ungkap Isak kepada Liverpool Echo. Penampilan ini menjadi modal penting untuk membangun kepercayaan diri setelah periode panjang menepi akibat cedera.
Isak menekankan pentingnya tetap fokus dan positif meski musim ini berjalan tidak sesuai harapan. “Sekarang saya kembali dan bersikap positif. Tidak banyak hal mudah di sepakbola,” tambahnya.
Baca Juga: Sean Dyche Puji Morgan Gibbs-White, Dorong Kembalinya ke Timnas Inggris
Tekad Tampil Maksimal

Meskipun frustrasi karena cedera dan performa yang belum maksimal, Isak menegaskan bahwa ia tidak ingin memberi alasan. Ia ingin selalu menampilkan permainan terbaik dan menunjukkan kapasitasnya kepada tim dan suporter.
“Tapi ketika saya di lapangan, saya tak mau beralasan. Saya selalu ingin menampilkan permainan saya dan menunjukkan diri. Tapi ya, sulit ketika harus menepi dan tidak bisa membantu serta berkontribusi,” jelas Isak.
Keinginan Isak untuk bangkit menunjukkan profesionalismenya. Ia sadar sepakbola penuh tantangan, dan setiap cedera adalah bagian dari proses pembelajaran yang harus dihadapi dengan mental kuat.
Belajar dari Pengalaman
Isak menambahkan bahwa pengalaman membantu pemain menghadapi berbagai kesulitan, termasuk cedera. Ia bertekad untuk bangkit dan memaksimalkan kesempatan yang ada di depan mata.
“Dengan pengalaman, Anda belajar mengatasi segala sesuatu. Begitu pula dengan cedera-cedera dan semua pernak-perniknya. Anda belajar menghadapinya dan bangkit lagi,” ujarnya.
Musim ini memang rumit bagi Isak, namun tekadnya untuk kembali ke performa terbaik membuatnya tetap menjadi salah satu aset penting Liverpool ke depan. Nantikan terus kabar terbaru seputar sepak bola lainnya hanya di goalball.tv.
